Apa yang ada dalam benak kita ketika kita mendengar kata petani? Kebanyakan orang berpikiran bahwa petani adalah sebuah profesi yang dipandang sebelah mata. Petani identik dengan kalangan masyarakat menengah kebawah, miskin dan hidupnya susah. Profesi petani saat ini jarang sekali diminati dan mulai ditinggalkan oleh masyarakat terutama oleh kalangan pemuda. Menurut Badan Penyuluhan dan pengembangan SDM pertanian (BPPSDMP) pada tahun 2020 jumlah petani muda dengan usia 20-39 tahun saat ini adalah 2,7 juta orang atau 8% dari total jumlah petani 33,4 juta orang. Hal ini disebabkan oleh pemahaman dimasyarakat yang menganggap bahwa petani hidupnya susah dan tidak bisa jadi orang kaya.
Bahkan para petani sendiri tidak
ingin anaknya menjadi petani. Mereka lebih senang ketika melihat anak-anak
mereka bekerja di pabrik, pelayan hotel, menjadi pegawai kantoran dan lain
sebagainya. Jurusan pertanian pun tidak begitu dilirik dan sepi peminat. Bahkan
mahasiswa pertanian tak jarang dianggap remeh. Kalimat yang sering saya dengar adalah “berpendidikan tinggi (kuliah) kok Cuma
jadi petani”. Petani identik dengan orang yang tidak berpendidikan tinggi oleh
masyarakat pada umumnya.
Padahal petani merupakan profesi
yang sangat penting bagi bagi kehidupan. Karena dari petani akan dihasilkan
bahan makanan yang akan memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Kalua tidak ada
petani apa yang mau dimakan? Apakah kita nanti akan memakan beton? Kabel? Atau
plastik?
Jika kita melihat perkembangan
jumlah penduduk yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data dari
Badan Pusat Statistik Nasional (BPS) pada tahun 2016 jumlah penduduk Indonesia
adalah 261,6 juta, meningkat menjadi 264,6 juta pada tahun 2017. Pada tahun
2018 jumlah penduduk kembali mengalami peningkatan menjadi 267,7 juta. Maka
dapat dipastikan pula bahwa kebutuhan bahan pangan akan mengalami peningkatan.
Disinilah petani memiliki peran yang sangat penting bagi suatu negri. Jika kita merujuk pada
pernyataan Bung Karno bahwa istilah “Petani” merupakan singkatan PETANI
(Penyangga Tatanan Negara Indonesia). Dari sini bisa kita lihat betapa
pentingnya peran petani.
Islam memandang petani sebagai
sebuah profesi yang mulia dan diutamakan oleh Allah SWT dan Rasulullah SWA.
Allah SWT berfirman dalam Surat yasin yang artinya “Dan kami jadikan padanya kebun-kebun kurma
dan anggur dan kami pancarkan padanya beberapa mata air. Supaya mereka bisa
makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka
mereka tidak bersyukur? (Q. S. yasin [36] : 34-35).
Selain itu dijelaskan juga dalam
hadits diriwayatkan oleh imam bukhari “Tiada seorangpunyang bertani atau
berladang lalu hasil pertaniannya dimakan oleh burung atau manusia ataupun
binatang melainkan bagi dirinya daripada tanaman itu pahala sedekah”. Dalam
hadist lain dijelaskan “Tiada seorang muslim menanam dan bertani maka hasil
pertaniannya itu dimakan oleh manusia, binatang dan sebagainya melainkan dia
akan menerima ganjaran pahala sedekah. Dalam riwayat lain “melainkan dia akan
menerima pahala sedekah sampai hari kiamat” (H. R. Muslim).
Imam An-Nawawi mengatakan bahwa
profesi yang paling baik adalah pekerjaan yang dilakukan dengan tangan.
Sesungguhnya pertanian adalah profesi terbaik karena mencakup 3 hal yaitu: (1) Pekerjaan
yang dilakukan dengan tangan. (2) Dalam pertanian terdapat tawakkal (3)
pertanian memberikan manfaat yang umum bagi manusia, binatang dan burung.
Pepatah Arab mengatakan “seorang petani adalah tuan dari sebuah Negri dan
pemilik wilayah yang sesungguhnya (Pepatah Arab).
Dari penjelasan diatas dapat kita
pahami bahwa petani merupakan profesi yang sangat mulia. Allah SWT menjanjikan
sebuah pahala yang besar, bahkan ada riwayat yang mengatakan pahala yang
diperoleh sampai hari kiamat. Bukankah ini sebuah keutamaan yang begitu luar
biasa?
Oleh karena itu sektor pertanian
mestinya mendapat perhatian yang lebih. Profesi petani seharusnya menjadi
sebuah kebanggaan bagi pelakunya. Negri ini butuh petani. Wahai para pemuda dan
pemudi pewaris negri ini. Kita lah yang nanti akan mewarisi negri ini. Mari
kita kembali ke akar rumput bahwa negri ini adalah negri agraris. Mari kita
bangun negri ini dengan bertani. Karena dengan pertanian negri ini akan kembali
Berjaya. Wallahu ‘Alam Bisshowab.
0 komentar:
Posting Komentar