Pengertian Mutasi pada Tumbuhan
Mutasi merupakan
perubahan genetik baik pada DNA maupun RNA pada urutan gen atau pada kromosom
dan menyebabkan munculnya susunan genetik baru (alel) yang merupakan variasi
baru dari spesies. Perubahan pada sekuens DNA menyebabkan mutasi yang berdampak
pada inaktif atau ketidakaktifan enzim gen mutan akibat perubahan asam amino.
Muutasi tidak selalu menurunkan kualitas gen atau spesies, mutasi juga bisa
menguntungkan apabila perubahan enzim oleh gen mutan meningkatkan aktivitasnya.
Mutasi terjadi karena
adanya perubahan pada kromosom seperti yang dinyatakan oleh peneliti Morgan
dengan menggunakan Drosophila melanogaster (lalat buah). Hasil penelitiannya ditemukan mutasi buatan dengan
menggunakan sinar X. Mutasi gen disebabkan oleh perubahan urutan nukleotida
dalam penyusunan genotif pada kromosom sel. Mutagen merupakan unsur –unsur
penyebab mutasi.
Pada tumbuhan mutasi
bisa dilihat dari perbedaan bentuk, warna atau penampilan pohon atau buah.
Penampilan tanaman yang berbeda dari varian spesiesnya menunjukkan adanya
mutasi. Mutasi ini bisa disebabkan karena paparan radioaktif misalnya efek bom
atom, atau radiasi lainnya. Buah atau tanaman yang menunjukkan mutasi
biasanya hanya satu atau beberapa dari sekelompok varian yang sama.
Mutasi merupakan perubahan
genetik pada makhluk hidup yang terjadi secara tiba tiba dan membuat makhluk
hidup tersebut memiliki variasi yang berbeda dari yang lainnya. Perubahan
genetik pada mutasi mempengaruhi sel DNA yang membawa informasi herediter pada
makhluk hidup. Mutasi menyerang DNA sel merubah susunan protein RNA dan mampu
mengubah bentuk sel ataupun melakukan replikasi yang cepat namun tidak
sempurna.
Mutasi bisa
menghasilkan bentuk baru dari suatu spesies yang masih menampakkan genetik
bawaannya ataupun tasi bisa juga disebut penyakit pada penggandaan sel yang
berlebihan seperti sel kanker. Pertama kali istilah mutasi diungkapkan oleh
Hugo de vries yang memiliki arti perubahan fenotip mendadak pada bunga
oenothera lamarckiana dan bersifat menurun. Mutasi juga bisa terjadi akibat
paparan dari luar. Untuk lebih mengetahui lebih jauh tentang mutasi pada
tumbuhan, simak penjelasannya berikut.
Contoh Mutasi pada Tumbuhan
Mutasi pada tumbuhan
terjadi akibat paparan radiasi yang tinggi. Seperti kejadian yang pernah terjadi
di Jepang sebagai dampak dari bocornya pembangkit listrik tenaga nuklir
akibat gempa. Kebocoran tersebut langsung menyebar dan berdampak pada makhluk
hidup di sekitarnya. Gambar gambar buah mutan dari daerah sekitar Fukushima
dekat reaktor nuklir, ditemukan banyak tumbuhan yang mengalami mutasi dengan
ciri sebagai berikut:
- Buah persik
memiliki buah badan ganda yang menyatu.
- Empat buah
jeruk yang menyatu di bagian pangkalnya.
- Sebuah
jamur yang tampak tertusuk oleh batangnya sendiri.
- Kubis
raksasa yang besarnya 6 kali kubis pada umumnya.
- Bunga
matahari yang tumbuh bunga matahari di atasnya.
- Dua jagung
dalam satu badan jagung.
- Kelinci
yang tidak memiliki telinga.
- Daun yang
tumbuh di tengah badan ketimun.
- Bunga yang
memiliki dua warna sekaligus, padahal secara normal bunga tersebut hanya
terdiri dari satu warna.
- Buah tomat
yang mengeluarkan akar bertunas.
- Pohon pepaya yang menghasilkan buah mirip pisang dan banyak contoh mutasi tumbuhan lainnya.
Contoh mutasi yang digunakan oleh
manusia secara sengaja untuk mendapatkan keuntungan yang diinginkan yaitu:
Buah- buahan tanpa isi seperti semangka
tanpai isi, anggur tanpa isi, jeruk tanpa isi, dan lainnya.
Buah tomat yang lebih besar
Anggur yang memiliki gerombolan buah
lebih banyak
Pembuatan bibit unggul jagung dengan
varietas yang unggul dan contoh lainnya.
Aspek Induksi Mutasi pada Tumbuhan
Mutasi pada tumbuhan memang bisa
terjadi secara alami, namun mutasi juga bisa terjadi akibat dari perbuatan yang
disengaja misalnya dengan penggunaan bahan bahan radiasi berikut:
Penggunaan zat zat kimia yang radioaktif
Penggunaan bahan kimia
Penggunaan sinar X
Kebocoran rasiasi dari sampah industri,
atom, dan lainnya.
Mutasi pada tumbuhan terlihat dari
perubahan bentuk ataupun sifat organisme. Hal tersebut dikatakan buruk karena
merupakan sebuah penyimpangan. Namun mutasi tumbuhan juga bisa
menguntungkan dan berguna bagi manusia dalam kehidupannya seperti :
Meningkatkan hasil panen tanaman seperti
buah tomat, padi, jagung, kacang tanah, dengan mutasi induksi.
Memberikan keuntungan dalam evolusi dan
variasi genetik tanaman.
Pemeriksaan proses biologi seperti
transport elektron pada fotosintesis, fiksasi nitrogen pada bakteri, dan lain
lain.
Macam- macam Mutagen
Mutagen dibagi menjadi 3, yaitu:
1.Mutagen bahan kimia
Contoh bahan kimia yaitu kolkisin dan
zat digitonin. Kolkisin adalah zat yang dapat menghambat pembentukan benang
benang spindel pada proses anafase dan pembelahan sel. Mutagen yang terjadi
disebabkan oleh zat kimia disebut mutagen kimiawi.
2.Mutagen bahan fisika
Contoh bahan fisika adalah ultraviolet.
Jenis radiasi dari lingkungan yaitu radiasi dan suhu. Radiasi sebagai penyebab
mutasi dibagi dua jenis yaitu radiasi pengion dan radiasi bukan pengion.
Radiasi pengion merupakan radiasi sinar X, sinar gamma, dan sinar kosmik.
Sedangkan radiasi bukan pengion yaitu radiasu sinar UV dari matahari.
Radiasi pengion dapat menembus jaringan
kulit atau tubuh pada makhluk hidup sedangkan radiasi bukan pengion hanya
menembus lapisan sel permukaan seperti sel kulit.
Kondisi molekul molekul atom yang mengalami ionisasi kimiawi lebih reaktif dari pada molekul atom pada kondisi stabil. Aktivitas tersebut menyebabkan reaksi mutasi gen dengan pemutusan kromoson yang berakibat delesi, duplikasi, insersi, translokasi serta fragmentasi kromosom.
Kondisi molekul molekul atom yang mengalami ionisasi kimiawi lebih reaktif dari pada molekul atom pada kondisi stabil. Aktivitas tersebut menyebabkan reaksi mutasi gen dengan pemutusan kromoson yang berakibat delesi, duplikasi, insersi, translokasi serta fragmentasi kromosom.
3.Mutagen bahan biologi
Mutasi bahan biologi seperti virus atau
bakteri yang kemudian menyebabkan mutasi sel.
Berdasarkan Bagian yang bermutasi
Menurut bagiannya mutasi dibedakan
menjadi mutasi gen dan mutasi kromosom, sebagai berikut :
1.Mutasi Gen
Mutasi gen terjadi pada satu atau
beberapa pasangan basa dalam satu gen tunggal. Mutasi ini menyebabkan perubahan
urutan urutan DNA.
Jenis mutasi gen:
Mutasi salah arti : perubahan kode
genetik yang menyebabkan asam amino terkait pada polipeptida berubah. Perubahan
in imenyebabkan hasil fenotip mutan apabila yang terkena adalah asam amino
esensial. Jenis mutasi ini dapat terjadi akibat kesalahan pada proses transisi
dan transversi.
Mutasi diam : perubahan pada basa dalam
gen namun tidak terjadi perubahan pada asam amino yang dikode. Mutasi ini bisa
terjadi pada fase transisi dan tranversi.
Mutasi tanpa arti : perubahan kodon asam
amino tertentu menjadi kodon stop yang mengakhhiri rantai, sehingga menyebabkan
pembentukan protein selama translasi terhenti. Mutasi ini bisa terjadi pada
fase tranversi, transisi, delesi, maupun inversi.
Mutasi pergeseran kerangka : mutasi ini
diakibatkan karena kehilangan satu atau lebih nukleotida pada gen. Mutasi
pergeseran kerangka ini bisa terjadi pada fase delesi satu nukleotida.
2. Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom merupakan mutasi akibat
adanya perubahan struktur kromosom ataupun jumlahnya. Mutasi kromosom sering
terjadi karena kesalahan pada fase mitosis dan meiosis.
Mutasi kromosom dibagi menjadi dua jenis
yaitu:
Mutasi kromosom akibat perubahan jumlah
kromosom
Mutasi kromosom akibat hilangnya
kromosom atau adanya penambahan atau pengurangan perangkat kromosom (genom)
disebut dengan euploid. Sedangkan yang hanya terjadi pada satu kromosom dari
genom disebut aneuploid.
Euploid merupakan jenis mutasi adanya
perubahan pada jumlah n. Makhluk hidup umumnya bersifat duploid atau memiliki
dua perangkat kromosom (2 genom). Organisme yang hanya memiliki satu genom
dalam sel somatisnya disebut monoploid, sedangkan yang memiliki lebih dari dua
genom disebut poliploid.
Aneuploid merupakan
jenis mutasi karena perubahan pada jumlah kromosom. Mutasi jenis ini tidak
melibatkan seluruh genom melainkan hanya satu kromosom dari suatu genom. Mutasi
aneuploid disebut juga aneusomik. Penyebab mutasi ini adalah anafase lag atau
peristiwa tidak melekatnya spindel ke sentromer dan gagal berpisah.
Mutasi kromosom akibat perubahan
struktur kromosom
Mutasi akibat perubahan struktur
kromosom disebut juga dengan istilah aberasi. Aberasi memiliki beberapa macam,
dijelaskan sebagai berikut:
Delesi
Delesi merupakan mutasi akibat
kekurangan segmen kromosom. Delesi bisa menyebabkan kematian atau menurunkan
viabilitas. Pada tanaman mutasi pada delesi sering dimunculkan pada mutasi
klorofil. Mutasi klorofil ini tampak dan diamati pada fase muda dengan adanya
perubahan warna pada daun tanaman. Delesi juga terdapat beberapa macam yaitu
delesi terminal (hilalngnya ujung kromosom), delesi intertitial (kehilangan
bagian tengah kromosom), delesi cincin (hilangnya segmen kromosom sehingga
membentuk cincin), delesi loop (delesi cincin yang membentuk lengkungan
kromosom lain).
Duplikasi
Mutasi ini terjadi akibat kelebihan
kromosom. Mutasi ini terjadi pada fase meiosis. Mutasi duplikasi ini bisa
meningkatkan viabilitas pada tanaman. Pengaruh radiasi terhadap duplikasi
kromosom banyak dipelajari pada tanaman jagung, kapas.
Translokasi
Translokasi adalah mutasi yang mengalami
pertukaran segmen kromosom ke kromosom non homolog. Translokasi dibagi menjadi
tiga yaitu translokasi tunggal (terjadi ketika kromosom patah pada satu tempat
kemudian patahannya menyambung ke kromosom lain), translokasi perpindahan (
terjadi apabila kromosom patah pada dua tempat kemudian bersamung ke kromoson
lain), translokasi resiprok (terjadi apabila dua buah kromosom bukan homolog
patah dan patahan saling tertukar).
Inversi
Inversi merupakan mutasi yang mengalami
perubahan letak gen akibat kromosom yang terpilin saat fase meiosis. Pada
tanaman, perubahan ini ditandai dengan adanya aborsi tepung sari atau biji
tanaman. Inversi terdapat dua macam yaitu inversi parasentrik (kromosom yang
tidak bersentromer) dan inversi perisentrik (kromosom yang bersentromer).
Isokromosom
Mutasi kromosom terjadi saat
menduplikasi diri. Pembelahan sentromer mengalami perubahan arah pembelahan
sehingga dua kromosom memiliki lengan identik atau sama.
Katenasi
Katenasi adalah mutasi kromosom yang
terjadi akibat dari dua kromosom non homolog yang membelah menjadi empat
kromosom dan ujung ujungnya saling bertemu sehingga membentuk lingkaran.
Mutasi terjadi akibat
adanya kerusakan pada genom ataupun kromosom dalam genom. Kerusakan ini juga
terjadi dengan berbagai cara seperti kesalahan lokasi kromosom, pembelahan yang
tidak sempurna atau hal lainnya. Mutasi memunculkan tampilan dan sifat atau
keduanya yang berbeda dari induk atau aslinya. Mutasi pada tumbuhan bisa
bersifat diturunkan ke generasi selanjutnya dan ada juga yang hanya pembawa atau
tidak terpengaruh sama sekali. Mutasi gen kini banyak digunakan manusia
pada tumbuhan untuk memberikan hasil yang lebih melimpah dan varian baru yang
lebih unggul.
Jenis jenis Mutasi Gen
Terdapat beberapa jenis jenis mutasi,
sebagai berikut :
1. Mutasi menurut kejadiannya
Ø Spontan
Mutasi spontan merupakan perubahan
genetik yang terjadi akibat pengaruh yang tidak jelas dan berlangsung tiba-
tiba. Penyebab mutasi bisa berasal dari lingkungan internal organisme itu
sendiri ataupun dari lingkungan eksternal. Mutasi ini terjadi secara alami dan
kebetulan.
Induksi
Ø Mutasi
induksi
terjadi akibat paparan oleh sesuatu yang
tidak jelas misalnya sinar UV. Mutasi yang terjadi secara spontan dan mutasi
induksi tidak terdapat perbedaan yang jelas.
2. Berdasarkan jenis sel yang
bermutasi
Mutasi somatik
Mutasi somati ini merupakan mutasi yang
terjadi pada sel – sel somatik. Mutasi somatik dapat diturunkan dan bisa juga
tidak. Mutasi somatik pada embrio akan menyebabkan cacat bawaan atau kecacatan
sudah terjadi sejak fase embrio. Mutasi somatik pada manusia dewasa menyebabkan
kanker dan pada tanaman menyebabkan pertumbuhan atau hasil buah yang berbeda.
Mutasi gametik germinal
Mutasi ini terjadi pada sel gamet.
Mutasi ini bersifat diturunkan. Mutasi pada sel gamet ini menghasilkan sifat
dominan terjadi pada keturunannya. Namun apabila resesif maka ekspresinya akan
tersembunyi. Mutasi sel gamet dibedakan menurut kromosom autosom dan mutasi
tertaut kelamin.
Poliploidi adalah
keadaan sel yang memiliki lebih dari dua genom dasar (3x,
4x, 5x dan seterusnya), ditemukan banyak pada kingdom tanaman. Poliploidi dapat
berisikan dua atau lebih pasang genom dengan segmen kromosom yang homolog,
keseluruhan kromosom homolog atau keseluruhan kromosom tidak homolog. Perbedaan
satu dengan yang lain pada sejumlah gen atau segmen kromosom yang menyebabkan
sterilitas sebagian atau seluruhnya(Stebbins, 1950 dalam Sareen,
Chowdhury dan Chowdhury, 1992).
Famili rumput-rumputan
(gramineae) adalah famili terbesar dari semua tanaman berbunga, meliputi 10.000
species. Famili ini dikelompokan dalam 600 -700 genus yang berasal dari moyang
purba sekitar 50-70 juta tahun lalu (Kellogg, 2001; Huang et al, 2002).
Famili ini biasanya dipakai sebagai model dalam mempelajari poliploidi.
Sebagian besar tipe poliploidi dari famili gramineae yaitu autopolyploid,
allopolyploid segmental dan allopolyploid (Vandepoele, Simillion dan Van de
Peer, 2003)
Secara alami poliploidi
sering lebih besar penampakan morfologi dari spesies diploid seperti permukaan
daun lebih luas, organ bunga lebih besar, batang lebih tebal
dan tanaman lebih tinggi. Fenomena ini diistilahkan sebagai gigas
atau jagur (Kuckuck et al., 1991). Populasi poliploidi mempunyai kemampuan
berkompetisi lebih baik dibanding moyang diploid ditunjukkan dengan daerah
penyebarannya yang luas (Karmana, 1989). Menurut Poehlman dan Sleper (1995) poliploidi
juga memberi peluang untuk merubah karakter suatu tanaman melalui perubahan
jumlah genom dan kontribusi gen-gen alelik pada karakter tertentu.
Pembuatan Poliploidi melalui Fusi
Protoplas
Tanaman
yang mempunyai hubungan kekerabatan jauh (spesies liar) dan tanaman steril atau
tanaman yang hanya dapat diperbanyak secara vegetatif memiliki sifat-sifat yang
potensial. Hibridisasi seksual pada tanaman ini sulit dilakukan karena
mempunyai barier seksual. Pendekatan teknik fusi protoplas atau hibridisasi
somatik merupakan alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah
tersebut.
Pembuahan adalah suatu proses fusi
protoplasma secara alamiah pada tanaman dimana terjadi penyatuan gamet jantan
(sub protoplasma) dengan gamet betina (protoplasma) (Wattimena dan Mattjik,
1992). Fenomena ini yang dipakai dan dikembangkan untuk mendapatkan suatu
hibrida somatik melalui teknik fusi protoplas.
Keuntungan hibridisasi
somatik, selain dapat mentransfer gen-gen yang belum teridentifikasi, juga
dapat memodifikasi atau memperbaiki sifat-sifat yang diturunkan secara
monogenik dan poligenik antara galur atau spesies (Millam, Payne dan Mackay,
1995; Waara dan Glimelius, 1995). Keuntungan fusi protoplas yang
lain adalah diperoleh kombinasi sifat baru yang merupakan kombinasi sitoplasma,
karena sitoplasma pada perkawinan seksual hanya berasal dari tetua betina saja
(Wattimena dan Mattjik, 1992).
Hibrida somatik yang
diperoleh oleh Richard et al., (1994b) mempunyai sejumlah besar variasi
terutama karakter morfologi. Ditemukan bahwa hibrida
yang berasal dari fusi
protoplas menunjukkan perbedaan dalam taraf
ploidi, morfologi, fertilitas dan kombinasi sitoplasma. Sumber variabilitas
dari aspek biologi fusi protoplas yaitu (1) proses fusi tidak dapat dikontrol
dan banyak, (2) perkembangan lanjut produk fusi ke mikro koloni atau kalus dan
diregenerasi menjadi tunas menunjukkan variasi yang tidak dapat dikontrol, (3)
pencampuran organel-organel dari dua sel dalam suatu heterokarion belum
dipahami.
Hasil penelitian
Hetharie (2000), terhadap beberapa klon hibrida somatik tanaman kentang hasil
hibridisasi somatik intraspesies dan interspesies menunjukkan bahwa 1) Hibrida
somatik interspesies lebih jagur yang ditampakkan melalui morfologi dan hasil
umbi dibandingi hibrida intraspesies, 2) penampakkan tanaman dan
umbi dari hibrida somatik interspesies heksaploid lebih kecil dibanding
tetraploid, (Gambar 1), 3) hibrida somatik tetraploid
dari tetua yang sama (S. tuberosum dan S. phureja) menunjukkan
penampilan yang berbeda.
Konstitusi Genetik Poliploidi
Poliploidi mengalami diploidisasi
genetik sehingga gen-gennya ada empat atau enam dosis yang dapat memberi fungsi
baru. Ditemukan besarnya variabilitas genetik potensial pada poliploidi sejalan
dengan penambahan jumlah gen yang menghasilkan genotip-genotip baru. Genotip
ini menampilkan adaptasi poliploidi lebih luas dan cocok pada
habitat yang baru (Sareen et al., 1992).
Diantara berbagai efek
poliploidi ada empat arti dalam bidang pertanian, yaitu : (1) setiap perubahan
pada jumlah kromosom akan merubah segregasi genetik, (2) setiap penambahan
jumlah kromosom akan memberikan suatu efek penutup yang mengurangi gen-gen
resesif yang merugikan, (3) penambahan jumlah kromosom hampir selalu sering
menunjukkan keunggulan sifat, (4) sterilitas pada gamet dan penurunan daya
perkembangbiakan merupakan akibat dari poliploidi (Brewbaker,
1983).
Penambahan jumlah
kromosom membentuk poliploidi membawa kompleksitas terhadap rasio genetik. Jika
suatu ekspresi suatu gen seperti hukum Mendel dengan asumsi ada alel A dan a
maka pada organisme diploid diperoleh dua genotip homosigot (AA dan aa) dan
hanya satu genotip heterosigot (Aa). Kasus pada autotetraploid diperoleh dua
genotip homosigot (AAAA dan aaaa) tetapi dengan tiga genotip heterosigot (AAAa,
AAaa, dan Aaaa). Tiap genotip heterosigot ini pada generasi lanjut
akan menghasilkan beberapa kombinasi genotip. Contoh genotip AAaa diperoleh
ratio genotip 1AAAA : 8AAAa : 18AAaa : 8Aaaa : 1aaaa. Jika ada dominansi
sempurna maka genotip homosigot dominan dan heterosigot mempunyai
fenotip sama.
Taraf heterosigositas
pada autotetraploid dipengaruhi perbedaan empat alel dalam satu lokus. Ada lima
kemungkinan kondisi alelik pada satu lokus autotetraploid yaitu 1) lokus
monoalelik : a1a1a1a1, 2) lokus dialelik unbalance :
a1a1a1a2, 3) lokus dialelik balance : a1a1a2a2, 4) lokus
trialelik : a1a1a2a3, 5) lokus tetraalelik : a1a2a3a4.
Muncul hipotesis bahwa kondisi tetraalelik memberikan heterosis maksimum
karena banyak interaksi interlokus yang mungkin pada kondisi
ini membentuk lokus heterosigot dibanding kondisi
alelik yang lain (Poehlman dan Sleper, 1995).
Jika diasumsikan adanya
dominan sempurna dari satu alel terhadap alel a maka hanya ada satu hubungan
yang mungkin antara alel dari lokus gen tetraploid. Contoh genotip FFFF pada
tanaman Cyclamen mengekspresikan bunga tidak berwarna. Dengan bertambahnya
jumlah alel f, warna merah lebih intensif yaitu genotip FFFf
berfenotip merah pucat, FFff merah muda, Ffff merah. Kejadian ini
disebut sebagai akibat efek dosis alel dan merupakan suatu fenomena yang
menguntungkan dalam pemuliaan poliploidi (Kuckuck et
al., 1991).
Penampakan suatu
tetraploid ditentukan oleh konstitusi genetik dari tipe diploidnya dan nilai
tetraploid dapat ditingkatkan melalui rekombinasi dan seleksi (Kuckuck et
al., 1991). Contoh gen F meningkatkan resistensi terhadap frost 1oC dan gen H
sebagai inhibitor. Gen H dapat diimbangi dengan penambahan gen F sedangkan alel
f dan h tidak efektif. Khusus genotip diploid FFhh resistensi terhadap frost -
2oC, genotip autotetraploid FFFFhhhh resistensi meningkat sampai suhu - 4oC.
Sebaliknya genotip diploid FFHH dan FfHh resistensi frost hanya pada suhu 0oC,
demikian juga pada genotip autotetraploid. Tetapi jika melalui rekombinasi dan
seleksi khusus untuk genotip FFffHHhh dapat diperoleh generasi
bergenotip FFFFhhhh yang resistensi pada suhu - 4oC
(Kuckuck et al., 1991).
Poliploidi yang
memiliki dua atau lebih genom berbeda disebut allopoliploid dengan konstitusi
genom seperti AABB atau A1A1A2A2. Karakteristik struktur gen dari spesies
allopoliploid yaitu ada satu genom tetua dan satu atau dua genom dari tetua
lain yang berasal dari hibridisasi. Adanya genotip berbeda
yang berasal dari genom berbeda menyebabkan terjadi pertukaran material genetik
dan membentuk genom campuran.
Allopoliploid
menunjukkan heterosis parmanen yang diakibatkan dari interaksi gen loci
tertentu dalam genom berbeda (Feldman dan Sears, 1981). Menurut Brewbaker
(1981) kejaguran hibrida (heterosis) lebih nyata pada persilangan antara
tanaman yang jauh hubungan kerabatnya dibanding antara tanaman berkerabat
dekat.
Hasil penelitian awal
pemuliaan tanaman menunjukkan bahwa diantara taraf ploidi yang berbeda,
didapatkan bahwa tiap spesies mempunyai taraf ploidi optimum tertentu. Contoh
pada bit gula dimana jumlah ploidi optimumnya adalah tetraploid. Penelitian Hetharie
(2000) menunjukkan bahwa taraf ploidi optimum pada hibrida somatik kentang dari
tetua S. tuberosum adalah 4x (Gambar 1). Penambahan jumlah kromosom
yang melebihi jumlah optimum tersebut akan menyebabkan gangguan fisiologi ke
arah negatif (Karmana, 1989).
Kesimpulan
· Pemuliaan
poliploidi dapat memperbaiki sifat tanaman dan menambah kejaguran
· Tanaman
poliploidi mempunyai penampilan morfologi meliputi daun, bunga, batang, umbi
lebih jagur atau vigor dibanding tanaman diploid
· Perakitan
tanaman poliploidi melalui persilangan seksual atau persilangan somatik dapat
mentransfer sifat-sifat penting yang diinginkan dari tetua
· Tanaman
poliploidi berupa autopoliploid maupun allopoliploid dapat
dihasilkan melalui persilangan seksual, persilangan somatik dan diinduksi
dengan zat-zat kimia
· Setiap
spesies tanaman mempunyai jumlah kromosom optimum untuk penampakkan kejaguran
0 komentar:
Posting Komentar