Nizar Z. Alhilal

Minggu, 14 November 2021

Mengenal Tanaman Jagung Manis

 


Jagung (Zea mays Strut) merupakan salah satu tanaman pangan pokok ke dua di Indonesia setelah padi. Dalam 100 g jagung mengandung 90 kkal, karbohidrat 19 g, gula 3,2 g, lemak 1,2 g, protein 3,2 g, vitamin A 10 g, Vitamin B9 46 g, vitamin C 7mg, besi 0,5 g, magnesium 37 mg dan kalium 270 mg (Syukur, 2013). Selain bagian bijinya bagian lain dari tanaman jagung juga dapat dimanfaatkan seperti bagian batang dan daun untuk pakan ternak dan buah jagung muda untuk sayur dan lain sebagainya (Syofia et. all, 2014). 

Menurut Rochani (2006) taksonomi tanaman jagung diklasifikasi sebagai berikut :

Kingdom         : Plantae

Divisio             : Spermathopyta

Subdivisio       : Angiospermae

Kelas               : Monocotyledoneae

Ordo                : Poales

Famili              : Poaceae

Genus              : Zea

Spesies            : Zea mays saccharata Strut.


Morfologi Tanaman Jagung

            Morfologi tanaman jagung terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan biji sebagai berikut :

1.      Akar

            Tanaman jagung memiliki system perakaran perakaran serabut dengan 3 macam akar yaitu akar seminal, akar adventif dan akar udara (Riwandi, Handajaningsih dan Hasanudin, 2014). Akar seminal adalah akar yang tumbuh ke bawah pada saat biji berkecambah, ketika plumula muncul ke permukaan tanah pertumbuhan akar ini akan melambat (Muhadjir, 2018). Akar adventif merupakan akar yang tumbuh pada buku di ujung mesokotil, kemudian berkembang secara berurutan ke atas hingga 7 sampai dengan 10 didalam permukaan tanah. Akar adventif memiliki peran untuk menyerap unsur hara dan air pada tanah. Akar udara yaitu akar yang muncul pada dua atau tiga buku diatas permukaan tanah. Akar ini berfungsi untuk menyangga tanaman jagung agar tidak mudah rebah. Akar udara juga berperan menyerap unsur hara dan air (Riwandi, Handajaningsih dan Hasanudin, 2014).

 

2.      Batang

Tanaman jagung memiliki batang yang beruas namun tidak berlubang seperti padi. Bagian dalam batang jagung berisi berkas-berkas pembulu yang dibungkus oleh kulit yang keras dan tipis. Jumlah ruas pada batang berkisar antara 8-21. Batang jagung mempunyai diameter 3-4 cm (AAK, 1993). Tinggi batang tanaman jagung berkisar antara 150-250 dibungkus oleh pelepah daun yang berselang seling disetiap buku. Bagian bawah batang jagung berbentuk bulat agak pipih, sedangkan bagian atas berbentuk silindris. Tunas batang yang berkembang akan menjadi bunga betina (Riwandi, Handajaningsih dan Hasanudin, 2014).  

 

3.      Daun

            Daun tanaman jagung berbentuk seperti pitan dengan ujung yang meruncing, berwarna hijau dan tidak memiliki tangkai daun. Jumlah daun tanaman jagung bervariasi antara 8-15 helai. Tanaman jagung didaerah tropis memiliki jumlah daun relative lebih banyak dibandingkan tanaman jagung di daerah beriklim sedang (Riwandi, Handajaningsih dan Hasanudin, 2014). Daun tanaman jagung muncul pada buku-buku batang, pelepahnya menyelubungi batang tanaman jagung. Panjang dari daun tanaman jagung bervariasi antara 30-150 cm dengan lebar 4-15 cm dengan tulang daun yang keras. Helai daun memiliki tepian yang halus dan kadang bergelombang. Daun jagung memiliki lidah daun (lingula) yang transparan dan tidak mempunyai telinga daun (auriculae). Bagian atas daun memiliki bulu dan memiliki baris memanjang yang terdiri dari sel-sel bulliform (Muhadjir, 2018).

 

4.      Bunga

            Tanaman jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina letaknya terpisah, namun masih dalam satu tanaman sehingga disebut tanaman berumah satu. Bunga jantan berupa malai terletak di pucuk tanaman, sedangkan bunga betina berbentuk tongkol yang terdapat pada pertengahan batang (Riwandi, Handajaningsih dan Hasanudin, 2014). Bunga jantan pada umumnya tumbuh 1-2 hari sebelum muncul rambut (style) pada bunga betina, oleh karena itu tanaman jagung mempunyai sifat menyerbuk silang. Bagian bunga jantan meliputi gluma, lodikula, palea, anther, filarnen dan lemma. Sedangkan bunga betina terdiri dari tangkai tongkol, tunas kelobot, calon biji, calon jenggel, penutup kelobot dan rambut-rambut (Muhadjir, 2018).


 

5.      Biji

            Biji jagung dibungkus oleh kulit yang terdiri dari dua lapis sel yang disebut integument. Pada biji yang sudah masak dinding sel telur (perikarp) melekat sangat erat pada kulit biji solah-olah seperti selaput tunggal. Kulit biji dan perekap yang bersatu dan menjadi satu lapisan yang disebut hull yang menjadi ciri khas dari tanaman rumput-rumputan. Bagian endosperm dan embrio yang merupakan sumber energi mempunyai dua bagian yaitu internal dan eksternal. Bagian internal adalah kotiledon dan skutellum, sedangkan bagian eksternal adalah endosperem. Kotiledon diselubungi oleh lapisan sel-sel tipis yang disebut epitelium yang terletak diantara kotiledon dan endosperm. Scutellum ialah penghubung yang terdapat pada bagian tengah kotiledon. Endosperm mempunyai dari dua bagian yaitu endosperm keras dan endosperm lunak. Koleoptil yaitu calon daun yang akan melakukan penetrasi ke atas tanah dalam proses perkecambahan (Muhadjir, 2018).

 

Referensi

AAK (1993) Jagung. Yogyakarta: Kanisius.

Muhadjir, F. (2018) Karakteristik Tanaman Jagung.

Riwandi, Handajaningsih, M. and Hasanudin (2014) Teknik budidaya Jagung Dengan Sistem Organik Di Lahan Marjinal. Bengkulu: UNIB Press.

Rochani, S. (2006) No Title. Tarakan: Azka Mulia Media.

Syukur, M. (2013) Jagung Manis. Jakarta: Penebar Swadaya.

 


 

 

0 komentar:

Posting Komentar