Jagung (Zea mays Strut) merupakan salah satu tanaman pangan pokok ke dua di Indonesia setelah padi. Dalam 100 g jagung mengandung 90 kkal, karbohidrat 19 g, gula 3,2 g, lemak 1,2 g, protein 3,2 g, vitamin A 10 g, Vitamin B9 46 g, vitamin C 7mg, besi 0,5 g, magnesium 37 mg dan kalium 270 mg (Syukur, 2013). Selain bagian bijinya bagian lain dari tanaman jagung juga dapat dimanfaatkan seperti bagian batang dan daun untuk pakan ternak dan buah jagung muda untuk sayur dan lain sebagainya (Syofia et. all, 2014).
Menurut Rochani
(2006) taksonomi tanaman jagung diklasifikasi sebagai berikut :
Kingdom :
Plantae
Divisio :
Spermathopyta
Subdivisio :
Angiospermae
Kelas :
Monocotyledoneae
Ordo :
Poales
Famili :
Poaceae
Genus :
Zea
Spesies :
Zea mays saccharata Strut.
Morfologi
tanaman jagung terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan biji sebagai berikut
:
1.
Akar
Tanaman
jagung memiliki system perakaran perakaran serabut dengan 3 macam akar yaitu
akar seminal, akar adventif dan akar udara (Riwandi,
Handajaningsih dan Hasanudin, 2014). Akar
seminal adalah akar yang tumbuh ke bawah pada saat biji berkecambah, ketika
plumula muncul ke permukaan tanah pertumbuhan akar ini akan melambat (Muhadjir,
2018). Akar adventif merupakan akar yang tumbuh pada buku di ujung
mesokotil, kemudian berkembang secara berurutan ke atas hingga 7 sampai dengan
10 didalam permukaan tanah. Akar adventif memiliki peran untuk menyerap unsur
hara dan air pada tanah. Akar udara yaitu akar yang muncul pada dua atau tiga
buku diatas permukaan tanah. Akar ini berfungsi untuk menyangga tanaman jagung
agar tidak mudah rebah. Akar udara juga berperan menyerap unsur hara dan air (Riwandi,
Handajaningsih dan Hasanudin, 2014).
2.
Batang
Tanaman jagung
memiliki batang yang beruas namun tidak berlubang seperti padi. Bagian dalam
batang jagung berisi berkas-berkas pembulu yang dibungkus oleh kulit yang keras
dan tipis. Jumlah ruas pada batang berkisar antara 8-21. Batang jagung mempunyai
diameter 3-4 cm (AAK,
1993). Tinggi batang tanaman jagung berkisar antara 150-250 dibungkus oleh
pelepah daun yang berselang seling disetiap buku. Bagian bawah batang jagung
berbentuk bulat agak pipih, sedangkan bagian atas berbentuk silindris. Tunas
batang yang berkembang akan menjadi bunga betina (Riwandi,
Handajaningsih dan Hasanudin, 2014).
3.
Daun
Daun
tanaman jagung berbentuk seperti pitan dengan ujung yang meruncing, berwarna
hijau dan tidak memiliki tangkai daun. Jumlah daun tanaman jagung bervariasi
antara 8-15 helai. Tanaman jagung didaerah tropis memiliki jumlah daun relative
lebih banyak dibandingkan tanaman jagung di daerah beriklim sedang (Riwandi,
Handajaningsih dan Hasanudin, 2014). Daun
tanaman jagung muncul pada buku-buku batang, pelepahnya menyelubungi batang
tanaman jagung. Panjang dari daun tanaman jagung bervariasi antara 30-150 cm
dengan lebar 4-15 cm dengan tulang daun yang keras. Helai daun memiliki tepian
yang halus dan kadang bergelombang. Daun jagung memiliki lidah daun (lingula)
yang transparan dan tidak mempunyai telinga daun (auriculae). Bagian atas daun
memiliki bulu dan memiliki baris memanjang yang terdiri dari sel-sel bulliform (Muhadjir,
2018).
4.
Bunga
Tanaman
jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina letaknya terpisah, namun masih
dalam satu tanaman sehingga disebut tanaman berumah satu. Bunga jantan berupa
malai terletak di pucuk tanaman, sedangkan bunga betina berbentuk tongkol yang
terdapat pada pertengahan batang (Riwandi,
Handajaningsih dan Hasanudin, 2014). Bunga
jantan pada umumnya tumbuh 1-2 hari sebelum muncul rambut (style) pada bunga
betina, oleh karena itu tanaman jagung mempunyai sifat menyerbuk silang. Bagian
bunga jantan meliputi gluma, lodikula, palea, anther, filarnen dan lemma.
Sedangkan bunga betina terdiri dari tangkai tongkol, tunas kelobot, calon biji,
calon jenggel, penutup kelobot dan rambut-rambut (Muhadjir,
2018).
5.
Biji
Biji
jagung dibungkus oleh kulit yang terdiri dari dua lapis sel yang disebut
integument. Pada biji yang sudah masak dinding sel telur (perikarp) melekat
sangat erat pada kulit biji solah-olah seperti selaput tunggal. Kulit biji dan
perekap yang bersatu dan menjadi satu lapisan yang disebut hull yang menjadi
ciri khas dari tanaman rumput-rumputan. Bagian endosperm dan embrio yang
merupakan sumber energi mempunyai dua bagian yaitu internal dan eksternal.
Bagian internal adalah kotiledon dan skutellum, sedangkan bagian eksternal
adalah endosperem. Kotiledon diselubungi oleh lapisan sel-sel tipis yang
disebut epitelium yang terletak diantara kotiledon dan endosperm. Scutellum ialah
penghubung yang terdapat pada bagian tengah kotiledon. Endosperm mempunyai dari
dua bagian yaitu endosperm keras dan endosperm lunak. Koleoptil yaitu calon
daun yang akan melakukan penetrasi ke atas tanah dalam proses perkecambahan (Muhadjir,
2018).
Referensi
AAK (1993) Jagung. Yogyakarta: Kanisius.
Muhadjir, F. (2018) Karakteristik Tanaman
Jagung.
Riwandi, Handajaningsih, M. and Hasanudin
(2014) Teknik budidaya Jagung Dengan Sistem Organik Di Lahan Marjinal.
Bengkulu: UNIB Press.
Rochani, S. (2006) No Title. Tarakan:
Azka Mulia Media.
Syukur, M. (2013) Jagung Manis.
Jakarta: Penebar Swadaya.
0 komentar:
Posting Komentar