Jambu kristal berasal
dari Taiwan, dapat tumbuh pada tanah yang gembur maupun liat, pada tempat
terbuka, dan mengandung air yang cukup banyak. Tanaman jambu kristal (Psidium guajava L.) tumpuh pada
ketinggian 1m sampai 1.200 m dari permukaan laut. Jambu kristal berbunga
sepanjang tahun. Perdu atau pohon kecil, tinggi 2 m sampai 10 m, percabangan
banyak. Batangnya berkayu, keras, kulit batang licin, berwarna coklat kehijauan
(Wiratmaja, 2017).
Jambu kristal (Psidium guajava L.) tersebar dari Asia
Tenggara termasuk Indonesia, sampai Asia Selatan, India dan Sri Lanka. Jumlah
dan jenis tanaman ini cukup banyak, diperkirakan saat ini terdapat sekitar 150
spesies di dunia. Tanaman ini (Psidium
guajava L.) mudah dijumpai di daerah beriklim tropis maupun subtropis.
Jambu Kristal seringkali ditanam di pekarangan rumah. Tanaman ini sangat
adaptif dan dapat tumbuh tanpa pemeliharaan. Di Jawa sering ditanam sebagai tanaman
buah, sangat sering hidup alamiah di tepi hutan dan padang rumput (Wijayanti,
2015).
Menurut Parimin (2005) sistematika dan klasifikasi tanaman jambu kristal digolongkan sebagai berikut:
Kingdm : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava Linn.
Jambu kristal mempunyai biji
kurang dari 3%, sepintas jambu kristal hampir tidak berbiji , daging buahnya
renyah. Permukaan buah memiliki tonjolan tidak merata. Memiliki bobot buah
berkosar antara 250─500 g tiap buah. Kulit luar berwarna hijau muda, pada
bagian daging buah berwarna putih. Pada saat buah hampir matang teksturnya
renyah dan ketika puncak kematangan teksturnya menjadi empuk. Buah ini memiliki
banyak air, serta rasanya manis dengan kadar kemanisan 11─12 brik. Pada
penyimpanan jangka panjang, jambu kristal bisa tahan simpan dengan busa jaring
dan penutup plastik hingga 1 bulan pada suhu 5─7ºC (Damayanti, 2016).
Jambu kristal kristal merupakan tanaman yang dapat berbuah secara continue sepanjang tahun. Pada umur 2 tahun tanaman ini bisa menghasilkan 70 – 80 kg per tanaman selama 6 bulan dengan bobot per buah bisa mencapai 500 – 900 gram. Permukaan buah jambu kristal kristal berkulit mulus, mempunyai lapisan lilin yang cukup tebal, sedangkan bagian daging buah berwarna putih, mempunyai tekstur renyah dengan kadar total padatan terlarut 11 – 12 briks dan kadar air yang cukup tinggi. Tanaman ini mempunyai morfologi daun yang relatif lebih besar dibanding sejenis lain serta memiliki tekstur daun yang lebih kaku sehingga jambu kristal lebih tahan terhadap cekaman kekeringan dan hama penyakit (Fatoni, 2011).
Menurut Wijayanti, (2015) dari segi morfologi, tanaman jambu kristal dibedakan dalam beberapa bagian, yaitu akar, batang, daun, bunga, serta buah dan biji.
Perakaran jambu kristal tunggang dan bercabang berbentuk kerucut atau meruncing, tumbuh lurus kedalam tanah, mempunyai banyak cabang, serta memiliki warna coklatan muda hingga tua. Akar pohon sanggup menembus tanah hingga kedalaman 50 m (Wijayanti, 2015).
Tanaman jambu kristal memiliki
habitus berupa semak atau perdu dengan tinggi pohon dapat mencapai 9 meter,
lebar tajuk tanaman 2 - 2,5 m, percabangan 30 - 45° (Hadiati, 2015). Tanaman
jambu kristal memiliki batang muda berbentuk segiempat, sedangkan batang tua
berkayu keras berbentuk gilig dengan warna cokelat. Permukaan batang licin
serta lapisan kulitnya tipis dan mudah terkelupas. Bila kulitnya dikelupas akan
terlihat bagian dalam batang yang berwarna hijau.
Batang tumbuh tegak lurus dengan
percabangan simpodial. Batang berruas pendek serta memiliki banyak cabang yang
tumbuh pada batang utama.
3 Daun
Bentuk daun yang paling dominan
adalah bentuk daun lonjong. Perbedaan pada bentuk daun dapat dipengaruhi oleh
faktor genetik dan faktor lingkungan (Parimin, 2005). Daun jambu kristal
memiliki bentuk pangkal daun yang asimetri, dengan ujung daun yang tumpul dan
tepi daun rata. Tekstur daun jambu kristal menyerupai kertas dengan permukaan
daun yang pucat (glaucous) dan adanya bulu-bulu halus, pendek dan jarang
(pubescent). Daun jambu kristal umumnya berwarna hijau (Parimin 2005). Daun ini
dilengkapi dengan adanya pertulangan daun menyirip, kaku dan urat-urat nampak
jelas.
4 Bunga
Bunga jambu kristal umumnya
berwarna putih dan ada yang merah berbau harum serta tumbuh pada ketiak daun
atau pada ujung cabang muda. Bunga jambu kristal termasuk bunga lengkap yang
memiliki bagian-bagian bunga yakni kelopak, mahkota, benang sari, dan putik,
termasuk bunga yang sempurna atau banci (bisexual) karena memiliki benang sari
fertil dan putik fertil. Bunga jambu kristal memiliki bentuk simetri radial
(aktinomorf), tipe perbungaannya tunggal atau dalam kelompok kecil, yang
terdiri atas 1–3 bunga. Bagian-bagian bunga tidak saling berlekatan (free).
Bunga memiliki kelopak berwarna
hijau dengan ciri khusus synsepalous yang artinya daun-daun kelopak berlekatan
membentuk calyx berbentuk tabung yang akan membelah menjadi 2–5 bagian yang
tidak sama bila bunga mulai mekar. Selain itu, bunga memiliki mahkota bunga
yang berbentuk bulat telur terbalik, berwarna putih, berjumlah 5–10 helai yang
tidak saling berlekatan (apopetalous) dan mudah rontok.. Bunga jambu ini dapat
berbunga dan menjadi bakal buah dengan penyerbukan yang dibantu dengan angin
maupun dengan hewan atau serangga sekitar (Wiratmaja, 2017).
Memiliki buah dengan bentuk bulat memanjang dan sedikit oval berwarna hijau pada saatu muda hingga kekuningan pada saat tua, buah ini tergolong buah tunggal pada satu bunga hanya menghasilkan satu buah saja. Buah jambu biji memiliki panjang buah berkisar antara 5.5–12,0 cm, dengan lebar buah antara 6,0–9,2 cm. Panjang tangkai buahnya antara 1,5–3,0 cm, sedangkan bobot buah yang terukur berkisar antara 150–350 gram (Jaya, 2018). Daging buah tebal berwarna, serta memiliki biji kecil, keras, dan berwarna putih kekuningan yang berkumpul di tengah. Dalam satu buah hanya memiliki 3% biji (Soedjito, 2008).
Referensi:
Damayanti, N. T. (2016). Potensi Pengembangan
Tanaman Jambu Kristal (Psidium guajava .) berdasarkkan aspek Agroklimat di Jawa
Barat. Skripsi Insitut Pertanian Bogor.
Hadiati S., d. L. (2015). Bertanam Jambu Biji di
Pekarangan. Jakarta: Agriflo.
Parimin. (2005). Jambu Biji dan Ragam
Pemanfaatannya. Jakarta: Niagasadaya.
Soedjito, P. D. (2008). Peluang Usaha Budidaya
Jambu Merah. Yogyakarta: KANISIUS.
Wijayanti, D. (2015). Budidaya Jambu Biji. Yogyakarta:
INDOPUBLIKA.
Wiratmaja, I. W. (2017). Budidaya Jambu Biji
Kristal (Psidium guajava L.). Program Studi Agroteknologi Fak. Pertanian
UNIV.UDAYANA.
0 komentar:
Posting Komentar