Nizar Z. Alhilal

Minggu, 14 November 2021

Mengenal Tanaman Ubi Jalar





            Indonesia memiliki beragam bahan pangan lokal selain beras yang mengandung karbohidrat cukup tinggi, seperti ubi jalar, ubi kayu, talas, uwi, gadung, jemawut dan lain-lain. Bahan pangan tersebut dapat ditemui di seluruh pelosok tanah air. Bahkan diantaranya dikonsumsi oleh sebagian masyarakat sebagai bahan pangan pokok, seperti ubi jalar yang banyak dikonsumsi oleh orang Papua, jagung oleh masyarakat di Gorontalo, dan lain-lain.

Sayangnya, kebanyakan penduduk mengonsumsi beras sebagai bahan pangan pokok sehingga tingkat konsumsi bahan pangan pengganti beras berkurang. Bahkan tingkat konsumsi beras semakin tinggi karena jumlah penduduk yang semakin bertambah. Tambahan lagi adanya pandangan yang keliru pada sebagian masyarakat yang mengaitkan makan ubi jalar dengan kemiskinan. Ini semakin menjauhkan ubi jalar dalam menu makanan keluarga.

Keluarga memiliki peran penting dalam memperkenalkan aneka ragam pangan pengganti beras sebagai sumber karbohidrat kepada anak-anak sejak dini. Sikap patut diteladani, karena membiasakan anak untuk tidak tergantung pada satu jenis bahan makanan saja. Selain juga berguna untuk meningkatkan kandungan gizi dalam menu makan keluarga.

Bahan pangan sumber karbohidrat adalah bahan pangan yang memiliki kandungan karbohidrat cukup banyak. Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi pada makanan, yang apabila dikonsumsi dapat memberikan tenaga bagi tubuh untuk menjalankan aktivitas[1].

Ubi jalar merupakan sumber karbohidrat yang banyak mengandung pati (lebih banyak mengandung amilopektin dibanding amilosa). Untuk keperluan yang lebih luas lagi seperti pembuatan biskuit, ubi jalar perlu dibuat tepung dengan modifikasi secara fermentasi. Fermentasi dapat dilakukan dengan menambahkan bakteri penghasil enzim amilase seperti Bacillus substilis. Enzim amilase merupakan enzim yang dapat mengubah susunan atau struktur amilopektin dan amilosa. Diharapkan dari hasil fermentasi ini perbandingan amilosa lebih banyak dibanding dengan amilopektin sehingga penggunaan tepung ubi jalar yang difermentasi dapat mengurangi penggunaan terigu selama ini.

Ubi jalar menghasilkan karbohidrat yang lebih efisien dibandingkan dengan padi, dengan biaya produksi yang lebih murah, lebih mudah, dan risiko kegagalan panen yang lebih kecil. Produktivitas nasional ubi jalar hingga saat ini masih rendah, 10-11 t/ha umbi segar. Di sentra produksi, petani mampu memanen ubi jalar 35 t/ha umbi segar.

Rendahnya produktivitas nasional ubi jalar diperkirakan karena rendahnya estimasi (under estimate) dan disarankan untuk dilakukan verifikasi dan validasi data. Usaha produksi ubi jalar pada umumnya dilakukan secara komersial. Areal dan wilayah produksi yang relatif rendah tanpa fasilitasi dan bantuan Pemerintah, mengindikasikan bahwa usahatani ubi jalar cukup kompetitif terhadap palawija lain dan menguntungkan secara ekonomis.

Ubi jalar sebagai bahan pangan mengandung kalori, vitamin, dan mineral cukup tinggi. Produk olahan ubi jalar sebagai pangan sangat beragam, memungkinkan untuk memperbesar porsi penggunaannya sebagai pangan substitusi. Diperlukan peningkatan citra ubi jalar ssebagai makanan bermartabat tinggi, tidak lagi diposisikan sebagai makanan lapisan masyarakat bawah. Di Amerika Serikat, Eropa, dan Asutralia, ubi jalar justru menjadi makanan istimewa. Ekspor ubi jalar goreng ke Jepang dari Indonesia secara kontinu dalam jumlah yang besar menunjukkan bahwa masyarakat Jepang mengapresiasi ubi jalar sebagai makanan yang layak. Adanya kesadaran masyarakat Indonesia untuk tidak merasa malu mengonsumsi ubi jalar dipastikan akan meningkatkan permintaan ubi jalar dan diversifikasi bahan pangan nasional[2].

Dalam sistematika ( taksonomi ) tumbuhan, tanaman ubu jalar diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledone

Ordo : Convolvulales

Famili : Convolvulaceae

Genus : Ipomea

Spesies : ipomea batatas L. Sin. Batatas edulis Choisy.

 

Tanaman ubi jalar termasuk tumbuhan semusim yang memiliki susunan tubuh utama terdiri dari batang, ubi, daun, bunga, buah.

Morfologi ubi jalar sendiri sebagai berikut :

1. Batang

Batang tanaman berbentuk bulat, tidak berkayu, berbuku-buku, dan tipe pertumbuhan tegak atau merambat. Panjang batang tanaman merambat antara 2m-3m dan pada tipe tegak antara 1m-2m.ukuran batang dibedakan menjadi 3 macam yaiti : besar, sedang, dan kecil. Warna batang biasanya hijau tua sampai keungu-unguan.

2. Ubi

Bentuk ubi biasanya bulat sampai lonjong dengan permukaan rata sampai tidak rata. Bentuk ubi yang ideal adalah lonjong agak panjang dengan berat antara 200g - 250g per ubi. Kulit ubi biasanya berwarna putih, kuning, ungu kemerah-merahan, struktur kulit ubi antara tipis sampai dengan tebal dan biasanya bergetah.

3. Daun

Daun berbentuk bulat sampai lonjong dengan tepi rata atau berlekuk dangkal sampai berlekuk dalam, sedangkan bagian ujung daun meruncing. Helaian daun berukuran lebar, menyatu mirip bentuk jantung, namun ada pula yang bersifat menjari. Daun biasanya berwarna hijau tua atau hijau kekuning-kuningan.

4. Bunga

Bunga ubi jalar berbentuk mirip “ terompet “ tersusun dari lima helai daun mahkota, lima helai daun bunga, dan satu tangkai putik. Mahkota bunga berwarna putih atau putih keungu-unguan. Bunga ubi jalar mekar pada pagi hari mulai pukul 04.00-11.00.bila terjadi penyerbukan buatan, bunga akan membentuk buah.

5. Buah

Buah ubi jalar berbentuk bulat berkotak tiga, berkulit keras, dan berbiji.


[1] Saraswati Soegiharto. 2011. Ubi Jalar Bahan Pangan Alternatif

[2]Zuraida. 2009. Status ubi Jalar Sebagai Bahan Diversifikasi Pangan Sumber Karbohidrat. http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/ippan/article/view/2633

 

0 komentar:

Posting Komentar