Nizar Z. Alhilal

Petani Profesi Mulia Yang Kini Ditinggalkan

Apa yang ada dalam benak kita ketika kita mendengar kata petani? Kebanyakan orang berpikiran bahwa petani adalah sebuah profesi yang dipandang sebelah mata. Petani identik dengan kalangan masyarakat menengah kebawah, miskin dan hidupnya susah.

/a>

Dan Penduduk Surgapun Bertani

Mungkin bagi sebagian orang tak mengira jika di Surga ada petani atau orang yang melakukan kegiatan bercocok tanam. Namun faktanya di Surga sekalipun masih ada Petani.

3

Simba merupakan sebuah kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh Lembaga Dakwah Kampus unit Kegiatan kajian Islam Universitas Muhammadiyah Gresik (LDK-UKKI UMG).

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Minggu, 14 November 2021

Budidaya Tanaman Cabai Rawit

 

1. Syarat tumbuh tanaman cabai

            Curah hujan ideal untuk tanaman cabai adalah 750-1.250 mm/tahun. Tanaman cabai cocok hidup di daerah dengan kelembaban 70-80% (Kristina, 2011). Suhu ideal untuk tanaman cabai adalah 210-280C (Setiadi, 1986 dalam Kristina). Tanaman cabai cocok ditanam di tempat terbuka dengan penyinaran cahaya matahari 8 jam perhari (Kristina, 2011). Cabai akan tumbuh optimal di tanah regosol dan andosol, cabai membutuhkan tanah yang gembur dan banyak mengandung unsur hara (Khristina, 2011). Tanaman cabai dapat tumbuh pada pH 5-7, tanaman cabai dapat tumbuh optimal pada pH 5,5-6,8. (Khristina 2011).

2. Pengadaan Benih
Keberhasilan produksi cabai merah sangat dipengaruhi oleh kualitas benih yang dapat dicerminkan oleh tingginya produksi, ketahanan terhadap hama dan penyakit serta tingkat adaptasi iklim. Biji benih lebih baik membeli dari distributor atau kios yang sudah dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan kemurnian dan daya kecambahnya (Tjahjadi, 1991 dalam Devi).
3. Pengolahan tanah
Sebelum menanam cabai hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (Devi, 2010).
4. Penbibitan
Sebelum melakukan pembibitan tanah tanah diairi terlebih dahulu, kemudian penih disebar merata di permukaan tanah. Setelah disebar, benih ditutup dengan tanah, pasir atau pupuk kandang yang halus. Kemudian disiram secara merata, penyiraman dilakukan pada waktu pagi atau sore. (Devi, 2010)
5. Penanaman
Bibit yang telah berumur 15-17 hari atau memiliki 3-4 daun dipindahkan ke lahan yang telah disediakan dengan jarak tanam 50-60 cm.  penanaman bibit sebaiknya dilakukan pada saat sore hari atau pagi hari (Dermawan, 2010 dalam Devi).
6. Pemeliharaan tanaman
Pada bibit atau tanaman nyang mati dilakukan penyulaman. Pemupukan dapat dilakukan 10-14 hari sekali, pupuk yang digunakan adalah campuran Urea, TSP, KECUALI dengan perbandingan 1:1:1 dengan dosis 10 gr/tanaman.
7. Panen
Pemanenan tanaman cabai dapat dilakukan saat tanaman cabai brusia 75-85 hst yang ditandai dengan buah yang berwarna merah menyala, umur pemanenan tergantung pada varietasnya. Pemanena dilakukan dengan cara memetik buah beserta tangkainya agar cabai dapat bertahan lebih lama 

Mengenal Tanaman Cabai Rawit

 

Menurut Simpson (2010), klasifikasi cabai rawit adalah sebagai

berikut :

Kingdom : Plantae

Division : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida

Order : Solanales

Family : Solanaceae

Genus Capsicum

Species Capsicum frutescens L.

Seperti tanaman yang lainnya, tanaman cabai mempunyai bagian-bagian tanaman seperti akar, batang, daun, bunga, buah dan biji.

1. Akar

Menurut (Harpenas, 2010 dalam Devi ), cabai adalah tanaman semusim yang berbentuk perdu dengan perakaran akar tunggang. Sistem perakaran tanaman cabai agak menyebar, panjangnya berkisar 25-35 cm. Akar  tanaman cabai tumbuh tegak lurus ke dalam tanah, berfungsi sebagai penegak pohon yang memiliki kedalaman ± 200 cm serta berwarna coklat. Dari akar tunggang tumbuh akar- akar cabang, dari akar cabang tumbuh akar serabut yang berbentuk kecil- kecil dan membentuk masa yang rapat.

2. Batang

Batang utama cabai menurut (Hewindati, 2006 dalam Devi) tegak dan pangkalnya berkayu dengan panjang 20-28 cm dengan diameter 1,5-2,5 cm. Batang percabangan berwarna hijau dengan panjang mencapai 5-7 cm, diameter batang percabangan mencapai 0,5-1 cm. Percabangan bersifat dikotomi atau menggarpu, memiliki Batang berkayu, berbuku-buku.

3. Daun
Daun cabai menurut (Dermawan, 2010 dalam Devi) berbentuk hati , lonjong, atau agak bulat telur dengan posisi berselang-seling. Bagian permukaan daun bagian atas berwarna hijau tua, sedangkan bagian permukaan bawah berwarna hijau muda atau hijau terang. Panjang daun berkisar 9-15 cm dengan lebar 3,5-5 cm. Selain itu daun cabai merupakan Daun tunggal, bertangkai (panjangnya 0,5-2,5 cm), letak tersebar. Helaian daun bentuknya bulat telur sampai elips, ujung runcing, pangkal meruncing, tepi rata, petulangan menyirip, panjang 1,5-12 cm, lebar 1-5 cm, berwarna hijau.
4. Bunga
Menurut (Hendiwati, 2006 dalam Devi), bunga tanaman cabai berbentuk terompet kecil, umumnya bunga cabai berwarna putih, tetapi ada juga yang berwarna ungu. Cabai berbunga sempurna dengan benang sari yang lepas tidak berlekatan.






Budidaya Tanaman Pisang Cavendish




 

Budidaya Tanaman Jambu Kristal


 

Budidaya Tanaman Jagung Manis


 1.  Persyaratan Benih
Benih yang akan digunakan sebaiknya bermutu tinggi, baik mutu genetik, fisik maupun fisiologinya. Berasal dari varietas unggul (daya tumbuh besar, tidak tercampur benih/varietas lain, tidak mengandung kotoran tidak tercemar hama dan penyakit). Benih yang demikian dapat diperoleh bila menggunakan benih bersertifikat. Pada umunnya benih yang dibutuhkan sangat bergantung pada kesehatan benih, kemurnian benih dan daya tumbuh benih. Penggunaan benih jagung hibrida biasanya akan menghasilkan produksi yang lebih tinggi. Tetapi jagung hibrida mempunyai beberapa kelemahan dibandingkan varietas bersari bebas yaitu harga benihnya yang lebih mahal dan hanya dapat digunakan maksimal 2 kali turunan dan tersedia dalnm jumlah terbatas. Beberapa varietas unggul jagung untuk dipilih sebagai benih adalah: Hibrida C l, Hibrida C 2, Hibrida Pioneer I, Pioneer 2, IPB 4, CPI-1, Kaliangga, Wiyasa, Arjuna Baster.
2.      Penyiapan Benih
Benih dapat diperoleh dari penanaman sendiri yang dipilih dari beberapa tanaman jagung yang sehat pertmbuhannya. Dari tanaman terpilih, diambil yang tongkolnya besar, barisan biji lurus dan penuh tertutup rapat oleh klobot, dan tidak terserang oleh hama penyakit. Tongkol dipetik pada saat lewat fase matang fisiologi dengan ciri: biji sudah mengeras dan sebagian besar daun menguning. Tongkol dikupas dan dikeringkan hingga kering betul. Apabila benih akan disimpan dalam jangka lama setelah dikeringkan tongkol dibungkus dan disimpan dan disimpan di tempat kering. Dari tongkol yang sudah kering, diambil biji bagian tengah sebagai benih, Biji yang terdapat di bagian ujung dan pangkal tidak digunakan sebagai benih. Daya tumbuh benih harus lebih dari 90%, jika kurang dari itu sebaiknya benih diganti. Benih yang dibutuhkan edalah sebanyak 20-30 kg untuk setiap hektar,

3.      Pengolahan Media Tanam
Pengolahan tanah bertujuan untuk: memperbaiki kondisi tanah, dan memberikan kondisi menguntungkan bagi pertumbuban akar. Melalui pengolahan tanah drainase dan aerasi yang kurang baik akan diperbaiki. Tanah diolah pada kondisi lembab tetapi tidak terlalu basah. Tanah yang zudah gembur hanya diolah secara umum,
a.       Persiapan
Dilakukan dengan cara membalik tanah dan memecah bongkah tanah agar diperoleh tanah yang gembur untuk memperbaiki aerasi. Tanah yang akan ditanami (calon tempat barisan tanaman) dicangkul sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan. Tanah yang keras memerlukan pengolahan yang lebih banyak. Pertama-tama tanah dicangkul/dibajak lalu dihaluskan dan diratakan.
b.      Pembukaan Lahan
Pengolahan Iahan diawali dengan membersihkan lahan dari sisa-sisa tanaman sebelumnya. Bila perlu sisa tanaman yang cukup banyak dibakar. Abunya dikembalikan ke dalam tanah, kemudian dilanjutkan dengan pencangkulan dan pengolahan tanah dengan bajak.
3.2     Teknik Penanaman
a)      Penentuan Pola Tanaman
Pola tanam memiliki arti penting dalam sistem produksi tanaman. Dengan pola tanam ini berarti memanfaatkan dan memadukan berbagai komponen yang tersedia (agroklimat tanah tanaman, hama dan penyakit, keteknikan dan sosial ekonomi). Pola tanam di daerah tropis seperti di Indonesia, biasanya disusun selama 1 tahun dengan memperhatikan curah hujan (terutama pada daerah/lahan yang sepenuhnya tergantung dari hujan. Maka pemilihan jenis/varietas yang ditanampun perlu disesuaikan dengan keadaan air yang tersedia ataupun curah hujan. Pola tanam yang biasa diterapkan adalah Tumpang sari (lntercropping), melakukan psnanaman lebih dari I tanamnn (umur sama atau berbeda). Contoh: tumpang sari sama umur seperti jagung dan kedelai; tumpang sari beda umur seperti jagung ketela pohon padi gogo.
b)      Cara Penanaman
Pada jarak tanam 75 x 25 cm setiap lubang ditanam satu tanaman. Dapat juga digunakan jarak tanam 75 x 5O cm, setiap lubang ditanam dua tanaman. Tanaman ini tidak dapat tumbuh dengan baik pada saat air kurang atau saat air berlebihan. Pada waktu musim penghujan atau waktu musim hujan hampir berakhir, benih jagung ini dapat ditanam. Tetapi air hendaknya cukup tersedia selama pertumbuhan tanaman jagung. Pada saat penanaman sebaiknya tanah dalam keadaan lembab dan tidak tergenang. Apabila tanah kering perlu diairi dahulu kecuali bila diduga l-2 hari lagi hujan akan turun. Pembuatan lubang tanaman dan penanaman biasanya memerlukan 4 orang (2 orang membuat lubang, 1 orang memasukkan benih, 1 orang lagi memasukan pupuk dasar dan menutup lubang). Jumlah benih yang dimasukkan per lubang tergantung yang dikehendaki, bila dikehendaki 2 tanaman per lubang maka benih yang dimasukkan 3 biji per lubang, bila dikehendaki 1 tanaman per lubang, maka benih yang dimasukkan 2 butir benih per lubang.
c)      Lain-lain
Di lahan sawah irigasi, jagung biasanya ditanam pada musim kemarau. Di sawah tadah hujan, ditanam pada akhir musim hujan. Di lahan kering ditanam pada awal musim hujan dan akhir musim hujan.
• Pemeliharaan
1)      Penjarangan dan Penyulaman
Dengan penjarangan maka dapat ditentukan jumlah tanaman per lubang sesuai dengan yang dikehendaki. Apabila dalam 1 lubang tumbuh 3 tanaman sedangkan yang dikehendaki hanya 2 atau l, maka tanaman tersebut harus dikurangi. Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik dipotong dengan pisau atau gunting yang tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh/mati. Kegiatan ini dilakukan 7-10 hari sesudah tanam. Jumlah dan jenis benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman. Penyulaman hendaknya menggunakan benih dari jenis yang sama Waktu penyulaman paling lambat dua minggu setelah tanam.
2)      Penyiangan
Penyiangan bertujuan untuk membersihkan lahan dari tanaman pengganggu (gulma). Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda biasanya dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dan sebagainya yang penting dalam penyiangan ini tidak mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkram tanah. Hal ini biasanya dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari.
3)      Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan dan bertujuan untuk memperkokoh posisi batang sehingga tanaman tidak mudah rebah. Selain itu juga untuk menutup akar yang bermunculan di atas peunukaan tanah karena adanya aerasi. Kegiatan ini dilakukan pada saat tanaman berumur 6 minggu bersamaan dengan waktu pemupukan. Caranya tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan terbentuk guludan yang memanjang. Untuk efisiensi tenaga biasanya pembubunan dilakukan bersama dengan penyiangan kedua yaitu setelah tanaman berumur 1 bulan.
4)      Pemupukan
Dosis pemupukan jagung untuk setiap hektarnya adalah pupuk Urea sebanyak 200-300 kg, pupuk TSP/SP 36 sebanyak 75-100 kg, dan pupuk KCI sebanyak 50- l00 kg. Pemupukan dapat dilakukan dalam tiga tahap. Pada tahap pertama (pupuk dasar), pupuk diberikan bersamaan dengan waktu tanam. Pada tahap kedua (pupuk susulan 1), pupuk diberikan setelah tanaman jagung berumur 3-4 minggu setelah tanam. Pada tahap ketiga (pupuk susulan II), pupuk diberikan setelah tanaman jagung berumur 8 minggu atau setelah malai keluar.
5)      Pengairan dan Penyiraman
Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tenah telah lembab. Pengairan berikutnya diberikan secukupnya dengan tujuan menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung.
6)      Waktu Penyemprotan Pestisida
Penggunaan pestisida hanya diperkenankan setelah terlihat adanya hama yang dapat mernbahayakan proses produksi Jagung. Adapun pestisida yang digunakan yaitu pestisida yang dipakai mtuk mengendaliknn ulat. Pelaksanaan penyemprotan hendaknya memperlihatkan kelestarian musuh alami dan tingkat populasi hama yang menyerang sehingga perlakuan ini akan lebih efisien.
3.3     Panen
Ciri dan Umur Panen:
Umur panen 86-96 hari setelah tanam. Jagung untuk sayur (jagung muda, baby corn) dipanen sebelum bijinya terisi penuh (diameter tongkol 1-2 cm), jagung dipanen ketika malang susu dan jagung untuk beras jagung, pakan ternak, benih, tepung dll dipanen jika sudah malang fisiologis. Jagung siap dipanen jika klobot sudah mengering dan berwarna coklar muda, biji mengkilap, dan bila ditekan dengan kuku tidak membekas.

Mengenal Tanaman Pisang

 



Mengenal Tanaman Ubi Jalar





            Indonesia memiliki beragam bahan pangan lokal selain beras yang mengandung karbohidrat cukup tinggi, seperti ubi jalar, ubi kayu, talas, uwi, gadung, jemawut dan lain-lain. Bahan pangan tersebut dapat ditemui di seluruh pelosok tanah air. Bahkan diantaranya dikonsumsi oleh sebagian masyarakat sebagai bahan pangan pokok, seperti ubi jalar yang banyak dikonsumsi oleh orang Papua, jagung oleh masyarakat di Gorontalo, dan lain-lain.

Sayangnya, kebanyakan penduduk mengonsumsi beras sebagai bahan pangan pokok sehingga tingkat konsumsi bahan pangan pengganti beras berkurang. Bahkan tingkat konsumsi beras semakin tinggi karena jumlah penduduk yang semakin bertambah. Tambahan lagi adanya pandangan yang keliru pada sebagian masyarakat yang mengaitkan makan ubi jalar dengan kemiskinan. Ini semakin menjauhkan ubi jalar dalam menu makanan keluarga.

Keluarga memiliki peran penting dalam memperkenalkan aneka ragam pangan pengganti beras sebagai sumber karbohidrat kepada anak-anak sejak dini. Sikap patut diteladani, karena membiasakan anak untuk tidak tergantung pada satu jenis bahan makanan saja. Selain juga berguna untuk meningkatkan kandungan gizi dalam menu makan keluarga.

Bahan pangan sumber karbohidrat adalah bahan pangan yang memiliki kandungan karbohidrat cukup banyak. Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi pada makanan, yang apabila dikonsumsi dapat memberikan tenaga bagi tubuh untuk menjalankan aktivitas[1].

Ubi jalar merupakan sumber karbohidrat yang banyak mengandung pati (lebih banyak mengandung amilopektin dibanding amilosa). Untuk keperluan yang lebih luas lagi seperti pembuatan biskuit, ubi jalar perlu dibuat tepung dengan modifikasi secara fermentasi. Fermentasi dapat dilakukan dengan menambahkan bakteri penghasil enzim amilase seperti Bacillus substilis. Enzim amilase merupakan enzim yang dapat mengubah susunan atau struktur amilopektin dan amilosa. Diharapkan dari hasil fermentasi ini perbandingan amilosa lebih banyak dibanding dengan amilopektin sehingga penggunaan tepung ubi jalar yang difermentasi dapat mengurangi penggunaan terigu selama ini.

Ubi jalar menghasilkan karbohidrat yang lebih efisien dibandingkan dengan padi, dengan biaya produksi yang lebih murah, lebih mudah, dan risiko kegagalan panen yang lebih kecil. Produktivitas nasional ubi jalar hingga saat ini masih rendah, 10-11 t/ha umbi segar. Di sentra produksi, petani mampu memanen ubi jalar 35 t/ha umbi segar.

Rendahnya produktivitas nasional ubi jalar diperkirakan karena rendahnya estimasi (under estimate) dan disarankan untuk dilakukan verifikasi dan validasi data. Usaha produksi ubi jalar pada umumnya dilakukan secara komersial. Areal dan wilayah produksi yang relatif rendah tanpa fasilitasi dan bantuan Pemerintah, mengindikasikan bahwa usahatani ubi jalar cukup kompetitif terhadap palawija lain dan menguntungkan secara ekonomis.

Ubi jalar sebagai bahan pangan mengandung kalori, vitamin, dan mineral cukup tinggi. Produk olahan ubi jalar sebagai pangan sangat beragam, memungkinkan untuk memperbesar porsi penggunaannya sebagai pangan substitusi. Diperlukan peningkatan citra ubi jalar ssebagai makanan bermartabat tinggi, tidak lagi diposisikan sebagai makanan lapisan masyarakat bawah. Di Amerika Serikat, Eropa, dan Asutralia, ubi jalar justru menjadi makanan istimewa. Ekspor ubi jalar goreng ke Jepang dari Indonesia secara kontinu dalam jumlah yang besar menunjukkan bahwa masyarakat Jepang mengapresiasi ubi jalar sebagai makanan yang layak. Adanya kesadaran masyarakat Indonesia untuk tidak merasa malu mengonsumsi ubi jalar dipastikan akan meningkatkan permintaan ubi jalar dan diversifikasi bahan pangan nasional[2].

Dalam sistematika ( taksonomi ) tumbuhan, tanaman ubu jalar diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledone

Ordo : Convolvulales

Famili : Convolvulaceae

Genus : Ipomea

Spesies : ipomea batatas L. Sin. Batatas edulis Choisy.

 

Tanaman ubi jalar termasuk tumbuhan semusim yang memiliki susunan tubuh utama terdiri dari batang, ubi, daun, bunga, buah.

Morfologi ubi jalar sendiri sebagai berikut :

1. Batang

Batang tanaman berbentuk bulat, tidak berkayu, berbuku-buku, dan tipe pertumbuhan tegak atau merambat. Panjang batang tanaman merambat antara 2m-3m dan pada tipe tegak antara 1m-2m.ukuran batang dibedakan menjadi 3 macam yaiti : besar, sedang, dan kecil. Warna batang biasanya hijau tua sampai keungu-unguan.

2. Ubi

Bentuk ubi biasanya bulat sampai lonjong dengan permukaan rata sampai tidak rata. Bentuk ubi yang ideal adalah lonjong agak panjang dengan berat antara 200g - 250g per ubi. Kulit ubi biasanya berwarna putih, kuning, ungu kemerah-merahan, struktur kulit ubi antara tipis sampai dengan tebal dan biasanya bergetah.

3. Daun

Daun berbentuk bulat sampai lonjong dengan tepi rata atau berlekuk dangkal sampai berlekuk dalam, sedangkan bagian ujung daun meruncing. Helaian daun berukuran lebar, menyatu mirip bentuk jantung, namun ada pula yang bersifat menjari. Daun biasanya berwarna hijau tua atau hijau kekuning-kuningan.

4. Bunga

Bunga ubi jalar berbentuk mirip “ terompet “ tersusun dari lima helai daun mahkota, lima helai daun bunga, dan satu tangkai putik. Mahkota bunga berwarna putih atau putih keungu-unguan. Bunga ubi jalar mekar pada pagi hari mulai pukul 04.00-11.00.bila terjadi penyerbukan buatan, bunga akan membentuk buah.

5. Buah

Buah ubi jalar berbentuk bulat berkotak tiga, berkulit keras, dan berbiji.


[1] Saraswati Soegiharto. 2011. Ubi Jalar Bahan Pangan Alternatif

[2]Zuraida. 2009. Status ubi Jalar Sebagai Bahan Diversifikasi Pangan Sumber Karbohidrat. http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/ippan/article/view/2633

 

Mengenal Tanaman Jambu Kristal

        Jambu kristal berasal dari Taiwan, dapat tumbuh pada tanah yang gembur maupun liat, pada  tempat terbuka, dan mengandung air yang cukup banyak. Tanaman jambu kristal (Psidium guajava L.) tumpuh pada ketinggian 1m sampai 1.200 m dari permukaan laut. Jambu kristal berbunga sepanjang tahun. Perdu atau pohon kecil, tinggi 2 m sampai 10 m, percabangan banyak. Batangnya berkayu, keras, kulit batang licin, berwarna coklat kehijauan (Wiratmaja, 2017).

Jambu kristal (Psidium guajava L.) tersebar dari Asia Tenggara termasuk Indonesia, sampai Asia Selatan, India dan Sri Lanka. Jumlah dan jenis tanaman ini cukup banyak, diperkirakan saat ini terdapat sekitar 150 spesies di dunia. Tanaman ini (Psidium guajava L.) mudah dijumpai di daerah beriklim tropis maupun subtropis. Jambu Kristal seringkali ditanam di pekarangan rumah. Tanaman ini sangat adaptif dan dapat tumbuh tanpa pemeliharaan. Di Jawa sering ditanam sebagai tanaman buah, sangat sering hidup alamiah di tepi hutan dan padang rumput (Wijayanti, 2015).

Menurut Parimin (2005) sistematika dan klasifikasi tanaman jambu kristal digolongkan sebagai berikut:

Kingdm : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Class : Dicotyledonae

Ordo : Myrtales

Famili : Myrtaceae

Genus : Psidium

Spesies : Psidium guajava Linn. 

Jambu kristal mempunyai biji kurang dari 3%, sepintas jambu kristal hampir tidak berbiji , daging buahnya renyah. Permukaan buah memiliki tonjolan tidak merata. Memiliki bobot buah berkosar antara 250─500 g tiap buah. Kulit luar berwarna hijau muda, pada bagian daging buah berwarna putih. Pada saat buah hampir matang teksturnya renyah dan ketika puncak kematangan teksturnya menjadi empuk. Buah ini memiliki banyak air, serta rasanya manis dengan kadar kemanisan 11─12 brik. Pada penyimpanan jangka panjang, jambu kristal bisa tahan simpan dengan busa jaring dan penutup plastik hingga 1 bulan pada suhu 5─7ºC (Damayanti, 2016).

Jambu kristal kristal merupakan tanaman yang dapat berbuah secara continue sepanjang tahun. Pada umur 2 tahun tanaman ini bisa menghasilkan 70 – 80 kg per tanaman selama 6 bulan dengan bobot per buah bisa mencapai 500 – 900 gram. Permukaan buah jambu kristal kristal berkulit mulus, mempunyai lapisan lilin yang cukup tebal, sedangkan bagian daging buah berwarna putih, mempunyai tekstur renyah dengan kadar total padatan terlarut 11 – 12 briks dan kadar air yang cukup tinggi. Tanaman ini mempunyai morfologi daun yang relatif lebih besar dibanding sejenis lain serta memiliki tekstur daun yang lebih kaku sehingga jambu kristal lebih tahan terhadap cekaman kekeringan dan hama penyakit (Fatoni, 2011).

Menurut Wijayanti, (2015) dari segi morfologi, tanaman jambu kristal dibedakan dalam beberapa bagian, yaitu akar, batang, daun, bunga, serta buah dan biji. 

1 Akar

Perakaran jambu kristal tunggang dan bercabang berbentuk kerucut atau meruncing, tumbuh lurus kedalam tanah, mempunyai banyak cabang, serta memiliki warna coklatan muda hingga tua. Akar pohon sanggup menembus tanah hingga kedalaman 50 m (Wijayanti, 2015).

2 Batang

Tanaman jambu kristal memiliki habitus berupa semak atau perdu dengan tinggi pohon dapat mencapai 9 meter, lebar tajuk tanaman 2 - 2,5 m, percabangan 30 - 45° (Hadiati, 2015). Tanaman jambu kristal memiliki batang muda berbentuk segiempat, sedangkan batang tua berkayu keras berbentuk gilig dengan warna cokelat. Permukaan batang licin serta lapisan kulitnya tipis dan mudah terkelupas. Bila kulitnya dikelupas akan terlihat bagian dalam batang yang berwarna hijau.

Batang tumbuh tegak lurus dengan percabangan simpodial. Batang berruas pendek serta memiliki banyak cabang yang tumbuh pada batang utama.

3 Daun

Bentuk daun yang paling dominan adalah bentuk daun lonjong. Perbedaan pada bentuk daun dapat dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan (Parimin, 2005). Daun jambu kristal memiliki bentuk pangkal daun yang asimetri, dengan ujung daun yang tumpul dan tepi daun rata. Tekstur daun jambu kristal menyerupai kertas dengan permukaan daun yang pucat (glaucous) dan adanya bulu-bulu halus, pendek dan jarang (pubescent). Daun jambu kristal umumnya berwarna hijau (Parimin 2005). Daun ini dilengkapi dengan adanya pertulangan daun menyirip, kaku dan urat-urat nampak jelas.

4 Bunga

Bunga jambu kristal umumnya berwarna putih dan ada yang merah berbau harum serta tumbuh pada ketiak daun atau pada ujung cabang muda. Bunga jambu kristal termasuk bunga lengkap yang memiliki bagian-bagian bunga yakni kelopak, mahkota, benang sari, dan putik, termasuk bunga yang sempurna atau banci (bisexual) karena memiliki benang sari fertil dan putik fertil. Bunga jambu kristal memiliki bentuk simetri radial (aktinomorf), tipe perbungaannya tunggal atau dalam kelompok kecil, yang terdiri atas 1–3 bunga. Bagian-bagian bunga tidak saling berlekatan (free).

Bunga memiliki kelopak berwarna hijau dengan ciri khusus synsepalous yang artinya daun-daun kelopak berlekatan membentuk calyx berbentuk tabung yang akan membelah menjadi 2–5 bagian yang tidak sama bila bunga mulai mekar. Selain itu, bunga memiliki mahkota bunga yang berbentuk bulat telur terbalik, berwarna putih, berjumlah 5–10 helai yang tidak saling berlekatan (apopetalous) dan mudah rontok.. Bunga jambu ini dapat berbunga dan menjadi bakal buah dengan penyerbukan yang dibantu dengan angin maupun dengan hewan atau serangga sekitar (Wiratmaja, 2017).

5 Buah dan Biji

Memiliki buah dengan bentuk bulat memanjang dan sedikit oval berwarna hijau pada saatu muda hingga kekuningan pada saat tua, buah ini tergolong buah tunggal pada satu bunga hanya menghasilkan satu buah saja. Buah jambu biji memiliki panjang buah berkisar antara 5.5–12,0 cm, dengan lebar buah antara 6,0–9,2 cm. Panjang tangkai buahnya antara 1,5–3,0 cm, sedangkan bobot buah yang terukur berkisar antara 150–350 gram (Jaya, 2018). Daging buah tebal berwarna, serta memiliki biji kecil, keras, dan berwarna putih kekuningan yang berkumpul di tengah. Dalam satu buah hanya memiliki 3% biji (Soedjito, 2008).


Referensi:

Damayanti, N. T. (2016). Potensi Pengembangan Tanaman Jambu Kristal (Psidium guajava .) berdasarkkan aspek Agroklimat di Jawa Barat. Skripsi Insitut Pertanian Bogor.

Hadiati S., d. L. (2015). Bertanam Jambu Biji di Pekarangan. Jakarta: Agriflo.

Parimin. (2005). Jambu Biji dan Ragam Pemanfaatannya. Jakarta: Niagasadaya.

Soedjito, P. D. (2008). Peluang Usaha Budidaya Jambu Merah. Yogyakarta: KANISIUS.

Wijayanti, D. (2015). Budidaya Jambu Biji. Yogyakarta: INDOPUBLIKA.

Wiratmaja, I. W. (2017). Budidaya Jambu Biji Kristal (Psidium guajava L.). Program Studi Agroteknologi Fak. Pertanian UNIV.UDAYANA. 





 

Mengenal Tanaman Jagung Manis

 


Jagung (Zea mays Strut) merupakan salah satu tanaman pangan pokok ke dua di Indonesia setelah padi. Dalam 100 g jagung mengandung 90 kkal, karbohidrat 19 g, gula 3,2 g, lemak 1,2 g, protein 3,2 g, vitamin A 10 g, Vitamin B9 46 g, vitamin C 7mg, besi 0,5 g, magnesium 37 mg dan kalium 270 mg (Syukur, 2013). Selain bagian bijinya bagian lain dari tanaman jagung juga dapat dimanfaatkan seperti bagian batang dan daun untuk pakan ternak dan buah jagung muda untuk sayur dan lain sebagainya (Syofia et. all, 2014). 

Menurut Rochani (2006) taksonomi tanaman jagung diklasifikasi sebagai berikut :

Kingdom         : Plantae

Divisio             : Spermathopyta

Subdivisio       : Angiospermae

Kelas               : Monocotyledoneae

Ordo                : Poales

Famili              : Poaceae

Genus              : Zea

Spesies            : Zea mays saccharata Strut.


Morfologi Tanaman Jagung

            Morfologi tanaman jagung terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan biji sebagai berikut :

1.      Akar

            Tanaman jagung memiliki system perakaran perakaran serabut dengan 3 macam akar yaitu akar seminal, akar adventif dan akar udara (Riwandi, Handajaningsih dan Hasanudin, 2014). Akar seminal adalah akar yang tumbuh ke bawah pada saat biji berkecambah, ketika plumula muncul ke permukaan tanah pertumbuhan akar ini akan melambat (Muhadjir, 2018). Akar adventif merupakan akar yang tumbuh pada buku di ujung mesokotil, kemudian berkembang secara berurutan ke atas hingga 7 sampai dengan 10 didalam permukaan tanah. Akar adventif memiliki peran untuk menyerap unsur hara dan air pada tanah. Akar udara yaitu akar yang muncul pada dua atau tiga buku diatas permukaan tanah. Akar ini berfungsi untuk menyangga tanaman jagung agar tidak mudah rebah. Akar udara juga berperan menyerap unsur hara dan air (Riwandi, Handajaningsih dan Hasanudin, 2014).

 

2.      Batang

Tanaman jagung memiliki batang yang beruas namun tidak berlubang seperti padi. Bagian dalam batang jagung berisi berkas-berkas pembulu yang dibungkus oleh kulit yang keras dan tipis. Jumlah ruas pada batang berkisar antara 8-21. Batang jagung mempunyai diameter 3-4 cm (AAK, 1993). Tinggi batang tanaman jagung berkisar antara 150-250 dibungkus oleh pelepah daun yang berselang seling disetiap buku. Bagian bawah batang jagung berbentuk bulat agak pipih, sedangkan bagian atas berbentuk silindris. Tunas batang yang berkembang akan menjadi bunga betina (Riwandi, Handajaningsih dan Hasanudin, 2014).  

 

3.      Daun

            Daun tanaman jagung berbentuk seperti pitan dengan ujung yang meruncing, berwarna hijau dan tidak memiliki tangkai daun. Jumlah daun tanaman jagung bervariasi antara 8-15 helai. Tanaman jagung didaerah tropis memiliki jumlah daun relative lebih banyak dibandingkan tanaman jagung di daerah beriklim sedang (Riwandi, Handajaningsih dan Hasanudin, 2014). Daun tanaman jagung muncul pada buku-buku batang, pelepahnya menyelubungi batang tanaman jagung. Panjang dari daun tanaman jagung bervariasi antara 30-150 cm dengan lebar 4-15 cm dengan tulang daun yang keras. Helai daun memiliki tepian yang halus dan kadang bergelombang. Daun jagung memiliki lidah daun (lingula) yang transparan dan tidak mempunyai telinga daun (auriculae). Bagian atas daun memiliki bulu dan memiliki baris memanjang yang terdiri dari sel-sel bulliform (Muhadjir, 2018).

 

4.      Bunga

            Tanaman jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina letaknya terpisah, namun masih dalam satu tanaman sehingga disebut tanaman berumah satu. Bunga jantan berupa malai terletak di pucuk tanaman, sedangkan bunga betina berbentuk tongkol yang terdapat pada pertengahan batang (Riwandi, Handajaningsih dan Hasanudin, 2014). Bunga jantan pada umumnya tumbuh 1-2 hari sebelum muncul rambut (style) pada bunga betina, oleh karena itu tanaman jagung mempunyai sifat menyerbuk silang. Bagian bunga jantan meliputi gluma, lodikula, palea, anther, filarnen dan lemma. Sedangkan bunga betina terdiri dari tangkai tongkol, tunas kelobot, calon biji, calon jenggel, penutup kelobot dan rambut-rambut (Muhadjir, 2018).


 

5.      Biji

            Biji jagung dibungkus oleh kulit yang terdiri dari dua lapis sel yang disebut integument. Pada biji yang sudah masak dinding sel telur (perikarp) melekat sangat erat pada kulit biji solah-olah seperti selaput tunggal. Kulit biji dan perekap yang bersatu dan menjadi satu lapisan yang disebut hull yang menjadi ciri khas dari tanaman rumput-rumputan. Bagian endosperm dan embrio yang merupakan sumber energi mempunyai dua bagian yaitu internal dan eksternal. Bagian internal adalah kotiledon dan skutellum, sedangkan bagian eksternal adalah endosperem. Kotiledon diselubungi oleh lapisan sel-sel tipis yang disebut epitelium yang terletak diantara kotiledon dan endosperm. Scutellum ialah penghubung yang terdapat pada bagian tengah kotiledon. Endosperm mempunyai dari dua bagian yaitu endosperm keras dan endosperm lunak. Koleoptil yaitu calon daun yang akan melakukan penetrasi ke atas tanah dalam proses perkecambahan (Muhadjir, 2018).

 

Referensi

AAK (1993) Jagung. Yogyakarta: Kanisius.

Muhadjir, F. (2018) Karakteristik Tanaman Jagung.

Riwandi, Handajaningsih, M. and Hasanudin (2014) Teknik budidaya Jagung Dengan Sistem Organik Di Lahan Marjinal. Bengkulu: UNIB Press.

Rochani, S. (2006) No Title. Tarakan: Azka Mulia Media.

Syukur, M. (2013) Jagung Manis. Jakarta: Penebar Swadaya.

 


 

 

Dan Penduduk Surgapun Bertani

 


Mungkin bagi sebagian orang tak mengira jika di Surga ada petani atau orang yang melakukan kegiatan bercocok tanam. Namun faktanya di Surga sekalipun masih ada Petani. Begitulah kisah yang pernah dituturkan oleh baginda Rasulullah Muhammad SAW dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitab Shahih Bukhari. Seperti apa kisahnya? Mari kita simak bersama penuturan beliau berikut ini.

            Pada suatu hari duduklah Rasulullah dan para sahabatnya disebuah majelis, ketika itu hadir pula seorang laki-laki dari kaum Badui. Rasulullah menggatakan bahwa di Surga ada orang yang meminta izin kepada Allah SWT untuk menanam tanaman, entah mengapa orang tersebut tiba-tiba berkeinginan untuk menanam tanaman.

            Kemudian Allah SWT berkata pada orang tersebut “hai fulan mengapa kamu ingin menanam tanaman? Padahal di Surga ini sudah ada semua jenis tanaman, kamu tinggal minta saja pasti keinginanmu akan terkabulkan”. Kemudian orang tersebut pun menjawab “Ya Allah… entah mengapa aku tiba-tiba saja ingin menanam tanaman”.

            Menanam tanaman merupakan salah satu asas dalam islam dan bukan merupakan persoalan yang sepele. Menanam tanaman bukan sebatas aspek ekonomi untuk mencari nafkah saja. Melainkan merupakan aspek ibadah yang bisa berbuah pahala sedekah sampai hari kiamat jika dari tanaman tersebut bisa dinikmati hasilnya oleh manusia, binatang dan burung-burung.

            Kemudian Allah SWT memberikan benih pada orang tersebut seraya berkata “ambilah benih ini wahai fulan kemudian tanamlah seperti yang kau inginkan”. Orang tersebut lantas mengambil benih tersebut dan menanamnya seperti yang dia inginkan.

            Maka Subhanallah tanaman itu pun tumbuh, dengan pertanaman yang sangat cepat. Tinggi tanaman itu pun sejauh mata memandang dan besarnya mencapai sebesar gunung. Dan dengan cepat pula tanaman tersebut bisa berbunga dan berbuah. Kemudian Allah SWT berkata pada orang yang menanam tanaman itu “makanlah buah dari hasil tanaman uang kau tanam tadi, sungguh manusia tidak akan pernah merasa kenyang dengan syahfat nafsunya”.

            Berkatalah orang Badui tadi setelah mendengar kisah dari Rasulullah SAW tersebut “pasti yang meminta kepada Allah untum menanam tanaman tadi adalah orang dari kaum Anshor atau orang Quraisy karena kalangan merekalah yang punya pengetahuan dalam bercocok tanam sedangkan kami kaum Badui hidup Nomaden (berpindah-pindah tempat) dan tidak mengerti perihal bercocok tanam”. Mendengar perkataan dari si Badui Rasulullah SAW pun tersenyum.

            Dari penjelasan tadi dapat kita ketahui bahwa di Surga nanti terdapat kenikmatan yang tiada tara dan tidak ada sedikitpun bandingannya dengan kenikmatan di dunia. Sungguh kenikmatan yang tidak bisa dibayangkan semasa kita hidup di dunia ini.

Sebagaimana yang digambarkan oleh Allah SWT dalam firmanya yang artinya : “Mereka didalamnya (Surga) memperoleh apa yang mereka kehendaki; dan pada sisi kami ada tambahannya”. (QS. Qaf : 35). Dan firman Allah yang lainnya dalam surat Fusilat ayat 31 yang artinya “Kamilah Pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya maku memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta”. (QS. Fusilat : 31).

Dengan mengetahui kenikmatan di Surga yang telah Allah SWT janjikan kepada hambanya yang beriman, maka kita seharusnya lebih bersemangat untuk meraih apa yang telah dijanjikan Allah yaitu Surga yang kita kekal didalamnya. Wallahu ‘alam bish showab.